Pelukan
Reni
Sesuai
dengan dugaan ku, Reni pun datang dengan basah kuyup lagi, lalu aku berusaha
meredam amarah ku dan membiarkannya masuk ke kamarnya. Aku melihat wajahnya
tampak heran karna melihat ku hanya terdiam setelah kedatangannya. Aku hanya
terduduk di depan jendela sambil memikirkan kejadian tadi malam. Saat ia dengan
beraninya berkata bahwa dia bukan anak kandungku. Jantungku terasa berhenti berdetak
mendengar perkataan itu.
Jam
sudah menunjukkan jam 7 malam, tapi Reni belum juga keluar dari kamarnya, aku
tak bisa berfikir apa yang dilakukannya di dalam kamar karna biasanya sepulang
sekolah ia langsung mencium tangan ku dan menceritakan kejadian2 yang terjadi
disekolah. Tapi sekarang berbeda, sungguh berbeda.
Suamiku
pulang dan menanyakan keadaan Reni. Aku hanya bisa bilang “Dia tidak apa-apa,
hanya kelelahan.” Suamiku memang