Fauzi Bowo
Nama Lengkap : Fauzi Bowo
Alias : Foke
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Sabtu, 10 April 1948
Zodiac : Aries
Hobby : Membaca | Bersepeda | Fotografi
Warga Negara : Indoneisa
Istri : Hj. Sri Hartati
Alias : Foke
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Sabtu, 10 April 1948
Zodiac : Aries
Hobby : Membaca | Bersepeda | Fotografi
Warga Negara : Indoneisa
Istri : Hj. Sri Hartati
BIOGRAFI
Fauzi Bowo lahir dari pasangan Djohari Bowo dan Nuraini pada 10
April 1948 di Jakarta. Pria berdarah Jawa-Betawi ini menamatkan
pendidikan tingkat sekolah dasar di SD St. Bellarminus Kemudian beliau
melanjutkan jenjang pendidikan tingkat menengah dan atas di Kolese
Kanisius Jakarta. Setelah menamatkan pendidikan SMA, beliau mengambil
studi arsitektur bidang Perencanaan Kota dan Wilayah dari Technische
Universität Braunschweig Jerman dan tamat 1976. Program Doktor dari
Technische Universität Kaiserslautern, bidang perencanaan
diselesaikannya pada tahun 2000.
Dia memiliki hobi membaca dan fotografi. Sejak mahasiswa ia juga
sudah aktif dalam berbagai organisasi. Ketika di UI ia salah seorang
aktivis KAMI Fakultas Teknik UI (1966/1967). Saat kuliah di Jerman, ia
juga aktif dalam organisasi Persatuan Pelajar Indonesia di Jerman Barat.
Selain organisasi kemahasiswaan, Ia juga aktif sebagai
anggota Dewan
Pertimbangan Pemuda KNPI Pusat 1982-1984. Ia juga aktif di Kosgoro dan
Golkar. Bahkan ia sempat menjabat bendahara DPD Golkar DKI selama 10
tahun (1983-1993)Pria yang khas dengan kumisnya ini memulai kariernya dengan mengajar di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Dia bekerja sebagai pegawai negeri sejak tahun 1977. Beberapa posisi yang pernah dijabatnya antara lain adalah sebagai Kepala Biro Protokol dan Hubungan Internasional dan Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta.
Sebagai birokrat, Fauzi telah menempuh Sepadya (1987), Sespanas
(1989), dan Lemhanmas KSA VIII (2000). Ia adalah wakil gubernur Daerah
Khusus Ibukota Jakarta di masa kepemimpinan Gubernur Sutiyoso.
Selama 13 tahun ternyata prestasi kerja Fauzi Bowo terus meningkat.
Oleh karena itu, pada masa kepemimpinan Gubernur Surjadi Soedirdja
(1992-1997), ia dipercaya untuk menduduki jabatan Kepala Dinas
Pariwisata. Karena pretasinya yang terus gemilang, pada masa
kepemimpinan Gubernur Sutiyoso (1997-2002), dia diserahi jabatan sebagai
Sekretaris Wilayah Daerah (Sekwilda).
Sebenarnya Fauzi Bowo memiliki kesempatan untuk mencalonkan diri
sebagai gubernur periode 2002-2007. Dia sempat didaulat pendukungnya
menjadi calon gubernur 2002. Namun karena kebijaksanaannya dalam
mengikuti proses yang begulir, akhirnya dia memilih berpasangan dengan
Sutiyoso yang dicalonkan Fraksi PDI-P dan Golkar. Keputusan pria yang
akrab disapa Bang Fauzi itu sempat membuat Fraksi PAN dan beberapa
partai kecil lainnya yang mengajukan dia sebagai calon gubernur kecewa.
Namun saat mencalonkan diri pada Pilkada 2007, dukungan terhadap Fauzi
malah semakin bertambah. Sebanyak 20 partai politik yang tergabung dalam
Koalisi Bersama mendukung pria yang mahir berbahasa Inggiris, Belanda,
dan Jerman itu.
Slogan Jakarta untuk Semua ternyata mampu menarik simpatik masyarakat
ibu kota. “Untuk membangun Jakarta, serahkan kepada ahlinya dan kepada
yang sudah berpengalaman. Jika tidak, kehancuran tinggal menunggu
waktu.” Kalimat tersebut diucapkan berulang-ulang oleh Fauzi saat
kampanye dan terbukti mampu mendulang suara sekaligus memenangkan
pilkada 8 Agustus 2007 lalu. Alhasil, Fauzi Bowo yang berpasangan dengan
Prijanto terpilih sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI
Jakarta periode 2007-2012.
Banyak kontribusi yang dia berikan pada warga Jakarta selama menjabat
sebagai gubernur. Seperti menyelenggarakan car free day pada hari
minggu di beberapa kawasan di Jakarta. Membangun Kanal Banjir Timur
(KBT) di wilayah Jakarta Utara dan Timur. Dari kesehatan, mempertahankan
prestasi tidak ada Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare selama tiga tahun.
Sedangkan dari sisi ekonomi, APBD DKI Jakarta meningkat dua kali lipat.
Dan masih banyak prestasi lainnya.
Fauzi pun ingin melanjutkan jabatannya pada periode 2012-2017. Tapi
dia harus berhadapan dengan banyak wajah baru di dunia politik. Salahs
atu rival terberatnya adalah walikota Solo, Joko Widodo. Meski mengalami
kekalahan pada pilkada kemarin tak membuat Fauzi putus asa.
Usai menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo tidak hanya
menghabiskan waktunya untuk bersantai. Pria yang khas dengan kumis
tebalnya itu tengah sibuk menyiapkan pembentukan lembaga kajian untuk
masalah-masalah perkotaan.
Saat ini, Fauzi Bowo tengah berkonsentrasi untuk membentuk lembaga yang diberi nama 'Strategic Center for Urban Issues and Problems'. Menurutnya lembaga ini akan membahas masalah-masalah urban dan perkotaan. Lembaga yang akan dibuatnya juga ditujukan untuk membangun jaringan (networking), baik ke dalam negeri dan khususnya ke luar negeri. Dimana nantinya, peneliti-peneliti dari negara luar bisa dilibatkan untuk melakukan riset dan kajian terhadap masalah-masalah yang ada di kota-kota di Indonesia, khususnya di Jakarta.
Saat ini, Fauzi Bowo tengah berkonsentrasi untuk membentuk lembaga yang diberi nama 'Strategic Center for Urban Issues and Problems'. Menurutnya lembaga ini akan membahas masalah-masalah urban dan perkotaan. Lembaga yang akan dibuatnya juga ditujukan untuk membangun jaringan (networking), baik ke dalam negeri dan khususnya ke luar negeri. Dimana nantinya, peneliti-peneliti dari negara luar bisa dilibatkan untuk melakukan riset dan kajian terhadap masalah-masalah yang ada di kota-kota di Indonesia, khususnya di Jakarta.
by : merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar